Visitjabar.com, Garut,- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan bantuan perlengkapan aktivitas wisata pendakian gunung di berbagai lokasi di Indonesia untuk mendukung persiapan aktivitas wisata minat khusus pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Dukungan tersebut dilakukan untuk pemandu gunung di Gunung Papandayan, operator arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, serta pemandu pengamatan burung di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.
Bantuan bagi pemandu gunung diserahkan secara seremonial melalui Asosasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) di Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, pada hari Senin, 17 Agustus 2020.
Hal itu yang disampaikan oleh Plt. Kabid Wisata Buatan, Kemenparekraf, Arya Galih Anindita, dalam konferensi pers acara “Dukungan Perlengkapan Aktivitas Wisata Pendakian Gunung Dalam Rangka Persiapan New Normal” yang berlangsung d Camp Ground Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, Minggu (16/08).
“Bantuan yang diberikan berupa sepatu pendakian, jas hujan, tas ransel, serta topi rimba kepada kurang lebih 380 anggota APGI di seluruh Indonesia, yang terdiri dari komunitas pendakian dari perguruan tinggi yang salah satunya berasal dari sekitar destinasi pendakian gunung di Jawa Barat,” ucap Arya.
Sementara itu Kadisparbud Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, menambahkan ada beberapa hal yang menjadi tujuan penyerahan bantuan ini, yakni membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus memberdayakan pelaku UMKM.
Bantuan peralatan yang diberikan lanjut Dedi, merupakan produk buatan dalam negeri dari beberapa daerah. Ia menjelaskan Kemenparekraf meyakini bahwa membeli dan menggunakan produk dalam negeri tidak saja meningkatkan pendapatan produsen lokal, mendongkrak perekonomian daerah, dan menghindari ancaman resesi, tetapi juga memupuk kepercayaan dan rasa bangga dengan produk buatan Indonesia (BBI: ”Bangga Buatan Indonesia”).
“Selain itu, dapat memberikan semangat lebih besar bagi pekerja pariwisata terdampak pandemi untuk kembali membangun pariwisata Indonesia di masa adaptasi kebiasaan baru sekaligus bertepatan dengan momen Dirgahayu Republik Indonesia ke-75 Indonesia Maju,” ungkapnya.
Lebih jauh Dedi menjelaskan, hal ini bisa dilaksanakan berkat adanya kerjasama antara Kemenparekraf dengan pelaku pendakian gunung yang mana telah menyusun protokol kesehatan dan panduan pelaksanaan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability/kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan) wisata pendakian gunung. “Protokol ini disimulasikan di Gunung Papandayan pada tanggal 15-17 Agustus 2020,” jelasnya.
Di sela-sela rangkaian kegiatan seremonial pemberian bantuan peralatan pendukung pendakian wisata pendakian gunung terang Dedi, juga dilakukan pengambilan gambar video simulasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di tempat wisata, khususnya wisata pendakian gunung.
“Yakni video materi promosi tentang simulasi protokol kesehatan di destinasi wisata pendakian gunung, yang mana output dari kegiatan ini diharapkan video tersebut dapat dimanfaatkan sebagai panduan, baik oleh pemerintah daerah maupun asosiasi-asosiasi yang berkepentingan,” kata Dedi.
Selain pembuatan materi video promosi ungkap Dedi, Kemenparekraf juga mengajak 2 orang Key Opinion Leader (KOL) atau influencer yang berperan dalam wisata pendakian gunung, yakni Adinda Thomas, seorang public figure dan Siska Nirmala, seorang aktivis penggiat anti sampah Zero Waste Adventure (ZWA).
“Diharapkan mereka dapat mengedukasi dan mensosialisasikan mengenai penerapan konsep CHSE di destinasi wisata pendakian gunung kepada para followers-nya,” tutupnya. (JM).
Editor : Ahmad.